Islam dan Ilmu Pengetahuan


Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan : Islam bukan sebuah agama yang hanya mementingkan kehidupan spiritual. Lebih dari itu, Islam juga agama peradaban. Islam adalah sebuah jalan hidup yang lengkap. Islam bukan sekedar agama yang mementingkan moral belaka. Islam merupakan sebuah khazanah yang kaya dengan berbagai unsur. Salah-satu unsur peradaban yang penting yang turut membentuk peradaban Islam adalah ilmu pengetahuan.

    Allah mendorong kaum muslimin untuk memperhatikan jagad raya sebagai ayat atau tanda sekaligus sebagai sumber ilmu. Alam semesta ini merupakan sebuah tanda kebesaran Tuhan. Alam semesta ini berjalan sesuai dengan ilmu Allah. Ada hukum-hukum Allah atau Sunnatullah yang mengatur semesta ini. Kehidupan manusia, hewan-hewan, dan tumbuh-tumbuhan adalah bagian dari ilmu Allah. Manusia sebagai duta Allah di bumi berkewajiban untuk menguak ilmu-ilmu Allah tersebut. Jadi biologi atau ilmu tentang kehidupan di alam semesta ini sangat penting dalam Islam.

    Perintah pertama dalam Al-Qur’an adalah membaca. Perintah ini mengandung isyarat agar manusia belajar. Membaca adalah kunci ilmu pengetahuan.Peradaban Islam pada masa kejayaannya adalah peradaban ilmu pengetahuan. Ilmuwan-ilmuwan Islam banyak menyumbangkan karya-karya monumentalnya bagi dunia ilmu pengetahuan. Ilmuwan seperti Al-Biruni, Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, dan Al-Farabi telah menulis berbagai karya penting dalam bidang ilmunya masing-masing.

    Hal ini disebabkan umat Islam adalah umat yang terbuka pada masa kejayaannya. Kaum muslimin yang melakukan berbagai ekspansi militer ke berbagai wilayah di Timur Tengah, Asia, Eropa, dan Afrika tidak merendahkan bangsa-bangsa yang ditaklukkannya. Mereka memperlakukan bangsa-bangsa taklukannya dengan penuh rasa hormat.

    Operasi ekspansi militer kaum Muslimin keluar tanah Arab ke berbagai benua tidak disebut sebagai operasi penaklukan melainkan pembebasan (futuhat). Kaum muslimin hanya bersenjatakan Al-Qur’an dan Sunnah. Ini membuktikan Al-Qur’an bukan doktrin yang kaku. Menurut Nurcholish Madjid, umat Islamlah yang pertama kali menghapuskan sekat-sekat kebangsaan dalam ilmu pengetahuan.

    Dengan demikian, peradaban Islam menjadi peradaban yang kosmopolitan, dinamis, dan terbuka. Para penguasa muslim menaungi para intelektual, ilmuwan, filsuf, penyair, sufi, dan penulis. Para penguasa muslim mempunyai perhatian dan besar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

    Berbagai macam buku ilmu pengetahuan diterbitkan pada masa kejayaan Islam. Peradaban Islam menjadi peradaban buku atau peradaban bacaan. Penyebaran buku-buku Islam ke berbagai wilayah di dunia meningkatkan gairah para pelajar.. Peradaban Islam menyumbangkan pemikiran kemanusiaan yang kreatif dan dinamis.
    Salah-satu doktrin dalam Islam yang menyebabkan ilmu pengetahuan berkembang pada masa kejayaannya adalah doktrin kemuliaan akal. Dalam Islam, akal adalah anugerah Tuhan kepada manusia yang tidak diberikan kepada makhluk lain. Dengan akal, manusia dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan mengembangkannya.

    Al-Qur’an menyebutkan ketika Tuhan menciptakan Adam sebagai manusia pertama dan khalifah di muka bumi, malaikat mengajukan protes. Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk yang akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah? Tuhan menjawab bahwa Ia lebih tahu daripada para malaikat. Tuhan mengajari Adam nama-nama (al-asma’) benda di alam raya. Nama-nama di sini sebenarnya simbol ilmu pengetahuan.

    Jadi seharusnya ilmu pengetahuan membuat manusia untuk tunduk dan sujud kepada Allah. Penguasaan ilmu pengetahuan seharusnya tidak membuat manusia menjadi sombong dan angkuh. Ilmu pengetahuan seharusnya membuat manusia menjadi tawadhu’ atau rendah hati. Ilmu pengetahuan harus disebarkan kepada umat manusia agar bermanfaat.Ini berbeda dengan filsafat ilmu pengetahuan Barat yang sekuler yang menjauhkan ilmu pengetahuan dari Tuhan.

Kondisi dunia di abad ke-21 ini amat jauh dari cita-cita Al-Qur’an Untuk menghidupkan vitalitas peradaban Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan tidak mudah. Negara-negara muslim saat ini hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan bukan pencipta. Oleh karena itu, para pemimpin Islam harus memperhatikan pendapat mantan Presiden RI B.J Habibie, untuk membangun riset.

    Kondisi dunia di abad ke-21 ini amat jauh dari cita-cita Al-Qur’an. Saat ini berbagai bangsa berlomba-lomba mengembangkan pengetahuan dengan tujuan untuk menaklukkan bangsa lain. Perlombaan pengembangan senjata militer dilakukan agar satu bangsa bisa menguasai bangsa lain. Mereka amat pelit membagi ilmu pengetahuannya kepada bangsa-bangsa yang belum berkembang.



Sumber:http://www.kompasiana.com/hanvitra/islam-dan-ilmu-pengetahuan_54f3bbd87455137d2b6c7e0e